Pejuang Nasional Thomas Matulessy – prabowo2024.net

by -163 Views

Dalam sejarah bangsa kita, sering kita temui tokoh-tokoh yang memiliki sikap tanpa kompromi terhadap penjajah. Tokoh-tokoh ini dengan tegas mengatakan kepada penjajah, “lebih baik hancur daripada dijajah kembali.” Diperlukan keberanian, keyakinan, dan semangat prajurit yang rela berkorban jiwa raga untuk mengatakan hal seperti ini kepada penyerang.

Sebelum Gubernur Suryo dan Bung Tomo menyatakan sikap seperti ini kepada Belanda pada tahun 1949, Pattimura pada usia 31 tahun juga menyatakan hal yang sama.

Pattimura lahir pada tahun 1783 di Saparua, Maluku. Pattimura, yang memiliki nama asli Thomas Matulessy, adalah anak keturunan bangsawan dari Raja Sahulau, sebuah kerajaan di Teluk Seram Selatan.

Sebelum memimpin pergerakan rakyat, Pattimura berpangkat sersan di militer Inggris. Pada tahun 1816, Inggris menyerah kepada Belanda dan Belanda masuk ke tanah Maluku untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.

Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 ditantang keras oleh rakyat. Rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura.

Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura merencanakan strategi perang bersama timnya. Dalam perjuangannya melawan Belanda, ia juga memperkuat persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi, dan Jawa.

Pada tanggal 16 Mei 1817, terjadi pertempuran luar biasa. Rakyat Saparua di bawah pimpinan Pattimura berhasil merebut Benteng Duurstede. Semua tentara Belanda di benteng itu tewas, termasuk Residen Van den Berg.

Pasukan Belanda yang dikirim untuk merebut kembali benteng itu juga dihancurkan oleh pasukan Kapitan Pattimura. Sehingga, selama tiga bulan, benteng tersebut dikuasai oleh pasukan Kapitan Pattimura.

Namun, Belanda tidak mau menyerah begitu saja. Belanda kemudian melakukan operasi besar-besaran dengan mengirim lebih banyak pasukan yang dilengkapi persenjataan modern. Pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan terpaksa mundur.

Di sebuah rumah di Siri Sori, Kapitan Pattimura berhasil ditangkap oleh pasukan Belanda. Bersama beberapa anggota pasukannya, dia dibawa ke Ambon. Meskipun beberapa kali dia dibujuk untuk bekerja sama dengan pemerintah Belanda, Pattimura selalu menolak. Akhirnya, Pattimura ditangkap dan dihukum gantung pada usia 31 tahun.

Sumber: https://prabowosubianto.com/pejuang-nasional-thomas-matulessy/

Source link