Konflik Antara Organisasi Masyarakat Adat dan Pendukung Palestina di Kota Bitung

by -195 Views

SULUT – Di tengah isu agresi Israel ke Palestina, warga di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) dibuat tegang dengan bentroknya dua tindakan Organisasi Masyarakat (Ormas). Tindakan kedua kelompok Ormas itu pun menjadi viral di media sosial dengan diceritakan bentrokan antara massa pro Palestina vs Israel. Berdasarkan keterangan dari VIVA, peristiwa bentrokan di Bitung itu terjadi pada hari Sabtu 25 November 2023 sekitar pukul 17.54 WITA. Peristiwa kekerasan itu pecah bermula dari dua kegiatan yang tengah berlangsung bersamaan. Kegiatan pertama adalah giat parade budaya masyarakat adat Makatana Minahasa yang merupakan rangkaian acara HUT ke-12 ormas tersebut. Kemudian kegiatan kedua yakni ormas yang tengah melaksanakan giat doa dan salat Ghaib untuk saudara muslim di Palestina.

Awalnya, sekitar pukul 16.17 WITA, massa dari Masyarakat Adat Makatana Minahasa terkonsentrasi di Taman Kesatuan Bangsa Bitung berusaha memasuki pusat kota. Di pusat kota tengah berlangsung juga kegiatan Barisan Solidaritas Muslim (BSM) yang tengah giat doa dan salat Ghaib. Kemudian, pada pukul 16.54 WITA, di lokasi konsentrasi massa Masyarakat Adat Makatana Minahasa dan Pasukan Manguni Makasiou diduga ada oknum yang berteriak takbir. Di situ ormas adat emosi dan mengejar sampai di Pasar Kanopi ormas BSM. Pada saat massa ormas adat merangsek masuk ke arah pusat kota dan mengejar oknum ormas yang teriak takbir itu, massa adat malah berpapasan dengan mobil ambulans yang saat itu memuat atribut kegiatan bendera Tauhid. Dari situ, akhirnya terjadilah pengrusakan kendaraan ambulans dilakukan oleh massa ormas adat, pembakaran atribut pun dilakukan serta adanya penganiayaan terhadap salah seorang dari peserta doa dan salat Ghaib untuk Palestina.

Selanjutnya, massa dari Barisan Solidaritas Muslim (BSM) Bitung yang mengambil posisi dari arah Kampung Sarikalapa melakukan aksi balasan. Akhirnya, terjadilah aksi saling lempar batu dan panah hingga mengenai salah seorang dari ormas adat. Keadaan pun kala itu menjadi tegang dan masyarakat Kota Bitung panik akibat adanya kerusuhan dua ormas tersebut.

Berselang beberapa jam bentrokan pecah, pada pukul 18.00 WITA pihak kepolisian langsung turun ke lokasi kejadian dengan berusaha membubarkan massa dari kedua belah pihak. Namun sayang, kepolisian yang saat itu mengalami kewalahan akhirnya menambah pasukan dengan meminta bantuan dari TNI untuk melakukan penyekatan dan antisipasi aksi susulan. Akhirnya, bentrokan pun dapat diredam dan pihak kepolisian kemudian menetapkan status siaga di kota berjuluk Cakalang itu. Aparat gabungan TNI-Polri selanjutnya memperketat pengamanan di perbatasan Bitung demi mencegah keributan meluas. Kondisi kota Bitung pun perlahan menjadi kondusif.

Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Setyo Budiyanto mengaku telah melakukan pertemuan dengan para tokoh, masyarakat dan komunitas, terkait dengan penyelesaian masalah tersebut. Sehingga, kondisi pun menjadi normal kembali pada Minggu 26 November 2023. Irjen Setyo mengungkapkan bahwa akibat bentrokan tersebut, pihak kepolisian kemudian meringkus tujuh terduga pelaku. Pertama lima orang pelaku yang terkait dengan korban meninggal dan dua pelaku terkait korban yang mengalami luka-luka. Dari tujuh pelaku itu, satu pelaku usianya masih di bawah umur.

Selanjutnya, pihak kepolisian melakukan penangkapan terduga lainnya, kali ini, ada dua anggota Laskar Manguni kelompok adat yang ditangkap kepolisian beserta beberapa barang bukti berupa pakaian adat yang digunakan saat menghadang peserta aksi demo dukung Palestina pada Sabtu 25 November 2023 lalu. Dua pelaku kerusuhan Bitung tersebut diamankan oleh Polda Sulut di Kabupaten Minahasa dan langsung dibawa ke Mapolres Kota Bitung pada Minggu 26 November.

Pihak kepolisian yang telah meringkus 9 pelaku kerusuhan itu, selanjutnya melakukan pengembangan dan berhasil meringkus provokator bentrokan tersebut yakni Marco Karundeng. Tersangka Marco Karundeng ditangkap di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim). Penangkapan itu, merupakan hasil koordinasi antara Polda Sulut dan Polda Kaltim. Pasca kejadian itu, pihak Kepolisian dan pemerintah setempat mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi ataupun terpengaruh dengan akun-akun atau isu-isu yang berkembang untuk membuat situasi menjadi rusuh kembali. Aparat gabungan dan pemerintah Kota Bitung juga menyatakan berterima kasih kepada seluruh masyarakat Bitung yang telah bersama-sama berpartisipasi dan mendukung pelaksanaan tugas, baik TNI, Polri, maupun Pemkot Bitung untuk menjaga situasi tetap kondusif sampai saat ini dan seterusnya.