PHR Mengambil Langkah untuk Mengelola Aset dan Menghadapi Tantangan Produksi 1 Juta Barel

by -247 Views

Nusaperdana.com, Pekanbaru – Tidak dapat dipungkiri bahwa alihan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan dua tahun yang lalu merupakan transisi terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Selain mewarisi wilayah operasi yang luas, PHR juga menerima ribuan sumur tua dan fasilitas penunjang lainnya yang sudah beroperasi hampir seabad oleh operator sebelumnya. Fasilitas ini meliputi peralatan bawah permukaan seperti pompa, casing, dan tubing, serta fasilitas permukaan seperti jaringan pipa produksi, stasiun pengumpul, instalasi listrik, hingga jaringan pipa utama untuk pengapalan.

Dalam kondisi bisnis hulu migas yang semakin menantang, operator sering dihadapkan pada strategi operasi yang memanfaatkan apa yang ada agar tetap konsisten dan efisien. Salah satu strategi yang dapat diadopsi adalah manajemen integritas aset, dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas yang ada.

Tata kelola fasilitas yang sudah tua tidak hanya berkaitan dengan usia peralatan, tetapi juga dengan penerapan sistem perawatan dan batas usia fasilitas tersebut. PHR melakukan pendataan komprehensif terhadap kondisi fasilitas yang ditransfer dan merencanakan perawatan yang efektif dan efisien, serta merancang strategi operasi minyak yang aman dan andal sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Manajemen integritas aset yang baik menjadi sangat penting mengingat PHR terus mengembangkan inisiatif baru untuk meningkatkan produksi. Studi eksplorasi di Formasi Telisa dan Batuan Dasar / Basement Rokan dilakukan untuk mengevaluasi potensi pemboran lanjutan dan membuka peluang baru dalam pengembangan wilayah ini. Dalam hal ini, fasilitas penunjang yang handal dan siap digunakan sangat diperlukan.

Bambang Prayoga, Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan SKK Migas, mengemukakan bahwa manajemen integritas aset yang baik memungkinkan optimasi aset yang sudah tua melalui perawatan rutin, modifikasi, peremajaan, dan penggantian. Dengan demikian, perusahaan hulu migas dapat memastikan integritas aset di seluruh siklus hidupnya. Hal ini tidak hanya mendukung kinerja perusahaan, tetapi juga mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030.

Menurut informasi yang diberikan, PHR merupakan anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang hulu migas di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR mulai mengelola WK Rokan sejak tanggal 9 Agustus 2021, setelah proses transisi yang sukses. Wilayah kerjanya mencakup 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau dengan 80 lapangan aktif, 11.300 sumur, dan 35 stasiun pengumpul. PHR memproduksi seperempat minyak mentah nasional dan juga mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan.